ZatAditif adalah zat yang ditambahkan kedalaman makanan selama proses produksi,pengemasan,atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Kekurangan: Bila digunakan tidak sesuai dengan porsi/takaran yang dicantumkan akan mempengaruhi kandungan bahan makanan lain. Kelebihan: Dapat membuat makanan lebih menarik,tahan lama,dan enak.
Apa yang terlintas saat mendengar istilah zat aditif? Beberapa sering takut dan mengira ini berbahaya, lalu bertanya-tanya bagaimana jika zat tersebut masuk ke dalam makanan yang dikonsumsi. Apakah kamu khawatir?Faktanya, zat aditif merupakan hal wajar yang umum ditemukan setiap kali mengolah makanan. Bahkan sejak zaman nenek moyang dulu, bahan-bahan tertentu digunakan untuk tujuan khusus. Misalnya, garam sebagai pengawet makanan atau rempah untuk menambah cita apa sebenarnya zat aditif? Lalu, apakah zat ini berbahaya bagi tubuh? Yuk, ketahui jenis, kegunaan, dan efek sampingnya dalam ulasan ini!Pengertian zat aditifilustrasi zat aditif alami GrabowskaDilansir Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan dalam suatu produk. Food and Drug Administration mengartikan zat aditif sebagai apapun yang tujuan penggunaannya menghasilkan atau memengaruhi karakteristik makanan. Membahas zat aditif gak melulu tentang makanan kemasan. Garam di dapur yang bisa untuk mengawetkan daging pun merupakan zat aditif. Zat-zat yang termasuk dalam kategori ini bisa dilibatkan dalam setiap produksi, termasuk saat pemrosesan, perlakuan, pengemasan, pengangkutan, atau penyimpanan makanan. Berdasar sumber yang sama, zat aditif terbagi menjadi dua, yakni Aditif makanan langsung yang berarti diberikan ke dalam makanan, misalnya xanthan gum yang dicampurkan pada saus salat, serta puding untuk menambah tekstur. Bahan-bahan yang digunakan biasanya tercantum pada kemasan makanan Bahan tambahan makanan gak langsung. Misalnya, sejumlah kecil senyawa pada kemasan yang ikut masuk ke makanan selama masa penyimpanan. Produsen makanan harus melaporkan pada otoritas terkait untuk membuktikan bahwa zat aditif gak membahayakan konsumen. Faktanya, penggunaan bahan-bahan tertentu untuk makanan gak selalu buruk, lho! Setidaknya, ada lima fungsi dari zat aditif saat dimasukkan ke dalam makanan. Dilansir Medline Plus, fungsi tersebut adalah Menjaga dan menambah tekstur makanan Meningkatkan dan mempertahankan nilai gizi Menjaga keutuhan makanan Mengontrol keseimbangan asam basa makanan dan memberikan ragi Memberikan warna dan meningkatkan rasa. Baca Juga Tata Nama IUPAC dalam Kimia Pengertian dan Aturan Jenis zat aditif dan kegunaannyaMeski sering dianggap membahayakan, kegunaan zat aditif pun cukup banyak. Tentu saja selama pemakaiannya, memperhatikan dosis dan angka kebutuhan harian. Dilansir laman perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan obat asal Spanyol, BTSA, zat aditif dapat dikategorikan berdasar fungsi penggunaannya. Namun, pengelompokan ini gak memisahkan antara bahan alami ataupun sintetis. 1. Zat aditif stabilisatorilustrasi selai zat aditif ditambahkan ke makanan untuk mempertahankan bentuk fisiknya. Contohnya, membuat tekstur tetap kenyal atau menjaga makanan dalam kondisi baik, sehingga gak terjadi efek negatif. Nah, yang termasuk stabilisator, yakni Emulsifier, zat ini berfungsi memelihara bentuk campuran homogen dari dua tekstur yang gak bisa tercampur, misalnya air dengan minyak Pengental, makromolekul yang mengawetkan tekstur makanan seperti viskositas kekentalan dan gel. Misalnya, menambahkan E-406 atau gelatin agar-agar ke selai Agen anti-caking, zat pengikat kelembapan dan melapisi partikel menjadi lebih tahan air sehingga mencegah gumpalan atau mencegah makanan kering saling menempel. Zat ini jamak dijumpai dalam sup, saus, jus atau produk susu. Misalnya, silikon dioksida secara sintetis atau pati jagung yang alami Korektor keasaman, aditif makanan dengan fungsi mengontrol atau mengubah pH makanan. Hal ini dilakukan guna menghindari proliferasi bakteri gak diinginkan dalam makanan yang dapat menimbulkan risiko kesehatan. 2. Zat aditif pengawetMakanan yang dibiarkan terlalu lama dapat mengalami perubahan tekstur, rasa, hingga bau. Seluruhnya terjadi akibat adanya aktivitas mikroba kimiawi dan biologis. Maka dari itu, perlu ditambahkan inhibitor penghambat yang mempertahankan kualitas makanan untuk jangka waktu lebih lama, di antaranya Antioksidan merupakan aditif yang ditambahkan ke dalam bahan berlemak untuk menunda atau mencegah tengik karena oksidasi. Pemberiannya ditakar dalam jumlah sangat sedikit dan gak boleh memengaruhi rasa, bau, warna makanan. Salah satu bentuknya adalah Butylated hydroxy anisole BHA Pengawet zat aditif ini melindungi makanan dari kerusakan yang disebabkan oleh mikroorganisme yang tidak diinginkan. Bahan ini digunakan pada makanan yang mengandung air, seperti roti, kue kering, susu, minuman atau produk daging. 3. Zat aditif penguat organoleptikilustrasi pewarna pada makanan merupakan sebutan yang digunakan untuk penginderaan makanan, termasuk rasa, bau, warna, hingga tekstur. Beberapa zat aditif berperan untuk menambahkan 'efek' sehingga makanan menjadi lebih nikmat, memiliki bau yang sedap, juga warna yang menarik. Di antaranya ada Zat pewarna pernah melihat jajanan ciki berwarna cerah menarik? Nah, snack ini umumnya menyertakan zat pewarna untuk memodifikasi atau menstabilkan karakteristik pewarna makanan. Beberapa menggunakan dari alam seperti kunyit, karamel, sementara ada juga yang menggunakan sintetis, seperti Carmoisine untuk warna merah dan Tartazine sunset untuk warna kuning Penyedap rasa merupakan zat aditif yang berfungsi meningkatkan rasa dan aroma suatu makanan tanpa mempengaruhi rasa aslinya. Bisa sebutkan contohnya? Yup, Monosodium glutamat alias MSG Pemanis aditif ini dicampurkan untuk memberikan rasa manis atau meniru rasa menggantikan sukrosa gula tebu. Misalnya, pemanis non nutrisi untuk produk cair rendah kalori dan pemanis non gula bagi individu yang ingin mengontrol berat badan atau memiliki diabetes. Beberapa justru dilarang, karena terlalu manis. Bahkan, beratus kali lipat melebihi gula biasa Zat aromatik adalah zat yang memberikan aroma baru atau memperbaiki aroma makanan dan minuman. Dimungkinkan untuk mendapatkannya dari ekstrak yang berasal dari sayuran. Misalnya, Amil asetat rasa pisang, Methyl anthranilate anggur dan Etil butirat nanas. Risiko bagi kesehatanilustrasi diare sebagai efek samping zat aditif TrovatoPenggunaan zat aditif pada makanan menerapkan prinsip yang mengutamakan keamanan dan kesehatan konsumsi. Penggunaan bahan tambahan hanya dibenarkan apabila memberikan keuntungan dan gak menimbulkan bahaya bagi konsumen. Maka dari itu, ada lembaga khusus yang memberikan izin edar makanan. Namun, layaknya makanan umumnya, zat aditif baik alami maupun sintetis bisa memicu reaksi alergi pada sebagian orang. Apabila seseorang mengalaminya, biasanya gejala yang muncul termasuk gangguan pencernaan, seperti Centre for Food Society Hongkong, individu dengan riwayat kesehatan tertentu dapat mengalami reaksi hipersensitif karena beberapa bahan tambahan makanan. Misalnya, sulfur itu, beberapa efek samping lain juga mungkin muncul. Termasuk di antaranya insomnia dan lekas marah sebagai gangguan saraf, atau gatal-tagal, ruam, dan bengkak pada kulit. Asupan makanan yang mengandung zat aditif tertentu pun dapat mengganggu keseimbangan diet dan beberapa kondisi kesehatan tertentu, seperti zat aditif pada makanan dan beberapa minuman telah dipertimbangkan sesuai standar kesehatan. Maka dari itu, sebagian besar tingkat konsumsi yang diharapkan gak berbahaya. Meski demikian, gak ada salahnya memperhatikan asupan konsumsi demi menjaga kesehatan. Baca Juga Mengulik Mitos dan Fakta Monosodium Glutamat atau MSG
digunakan bensin ditambah dengan suatu aditif yang dapat memperbaiki kualitas dari bensin itu sendiri. Aditif tersebut antara lain adalah TEL (Tetra Ethyl Lead / (C 2 H 5) 4 Pb) atau TML (Tetra Methyl Lead / (CH 3) 4 Pb). Aditif ini berfungsi sebagai zat anti knocking karena dengan penambahan zat ini pada bahan bakar bensin dapat meningkatkan
Zat aditif dan zat adiktif mungkin hanya memiliki perbedaan satu huruf saja, padahal sebetulnya pengertian keduanya sangatlah berbeda jauh. Sederhananya, zat aditif adalah zat tambahan untuk menambahkan atau meningkatkan sesuatu, sementara zat adiktif adalah zat yang menyebabkan ketergantungan apabila kita mengonsumsinya. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah berbagai uraian mengenai zat aditif dan zat aditif, mulai dari pengertian, jenis-jenis, kelebihan zat aditif dan bahaya zat adiktif. Saat memilih makanan, seseorang akan mudah tertarik karena rasanya yang enak, warna yang menarik, aroma yang menggugah selera, atau kemasannya yang menawan. Agar memenuhi tujuan tersebut, pembuat makanan menambahkan zat-zat tertentu. Zat-zat tersebut disebut zat aditif. Jadi apa itu zat aditif? Pengertian Zat Aditif Zat aditif adalah zat yang ditambahkan pada makanan dan minuman untuk meningkatkan kualitas, keawetan, kelezatan, dan kemenarikan makanan dan minuman Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 246. Berdasarkan asalnya, zat aditif pada makanan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat aditif alami dan zat aditif buatan. Zat aditif alami adalah zat aditif yang bahan bakunya berasal dari makhluk hidup, misalnya zat pewarna dari tumbuhan, penyedap dari daging hewan, zat pengental dari alga, dan sebagainya. Zat-zat alami ini pada umumnya tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Sebaliknya, zat aditif buatan bila digunakan melebihi jumlah yang diperbolehkan, dapat membahayakan kesehatan. Zat aditif buatan adalah zat aditif yang diperoleh melalui proses reaksi kimia yang bahan baku pembuatannya berasal dari bahan-bahan kimia. Misalnya, bahan pengawet dari asam benzoat, pemanis buatan dari sakarin, pewarna dari tartrazine, dan lainnya. Zat aditif buatan harus digunakan sesuai dengan jumlah yang diperbolehkan dan sesuai fungsinya. Penyalahgunaan pewarna buatan seperti bahan pewarna tekstil yang digunakan sebagai pewarna makanan sangat berbahaya untuk kesehatan. Jenis-Jenis Zat Aditif Berdasarkan fungsinya, zat aditif pada makanan dan minuman dapat dikelompokkan menjadi pewarna, pemanis, pengawet, penyedap, pemberi aroma, pengental, dan pengemulsi. Berikut adalah berbagai penjelasan dari masing-masing jenis zat aditif. Pewarna Pewarna adalah bahan yang ditambahkan pada makanan atau minuman dengan tujuan untuk memperbaiki atau memberi warna pada makanan atau minuman agar menarik Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 213. Seperti zat aditif pada umumnya pula, pewarna dapat diperoleh dari bahan alami maupun buatan. Pewarna Alami Pewarna alami adalah pewarna yang dapat diperoleh dari alam, misalnya dari tumbuhan dan hewan. Secara alami masyarakat dapat memperoleh warna kuning dari kunyit, hijau dari suji dan pandan, atau warna merah dari stroberi. Selain memberi warna hijau, daun pandan juga memberi aroma harum pada makanan. Pewarna alami mempunyai keunggulan, yaitu lebih sehat dan tidak menyebabkan efek samping apabila dikonsumsi dibandingkan pewarna buatan. Namun, pewarna makanan alami memiliki beberapa kelemahan, yaitu cenderung memberikan rasa dan aroma khas yang tidak diinginkan, warnanya mudah rusak karena pemanasan, warnanya kurang kuat pucat, dan jenisnya terbatas. Berikut adalah beberapa pewarna alami yang dapat digunakan untuk mewarnai makanan. No. Warna Bahan Alami 1. Ungu Buah murbei, buah anggur 2. Kuning Kunyit 3. Oranye Wortel 4. Hijau Daun suji, daun pandan 5. Cokelat Kakao 6. Merah Buah naga, stroberi 7. Hitam Arang tidak dianjurkan kecuali dalam bentuk activated carbon norit, dsb. Pewarna Buatan Pewarna buatan adalah pewarna yang diperoleh melalui proses reaksi sintesis kimia menggunakan bahan yang berasal dari zat kimia sintetis Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 216. Jenis pewarna ini umumnya mempunyai struktur kimia yang mirip seperti struktur kimia pewarna alami, misalnya apokaroten yang mempunyai warna oranye mirip dengan warna wortel. Beberapa bahan pewarna sintetis dapat menggantikan pewarna alami. Pewarna sintetis ada yang dibuat khusus untuk makanan dan ada pula untuk industri tekstil dan cat. Saat ini, sebagian besar orang lebih senang menggunakan pewarna buatan untuk membuat aneka makanan dan minuman yang berwarna. Bahan pewarna buatan dipilih karena memiliki beberapa keunggulan dibanding pewarna alami, yaitu harganya murah, praktis dalam penggunaan, warnanya lebih kuat, jenisnya lebih banyak, dan warnanya tidak rusak karena pemanasan. Penggunaan bahan pewarna buatan untuk makanan dan minuman harus melalui pengujian yang ketat untuk kesehatan konsumen. Pewarna yang telah melalui pengujian keamanan dan yang diizinkan pemakaiannya untuk makanan dan minuman dinamakan permitted colour atau certified colour. Contoh Pewarna Makanan Berikut adalah beberapa jenis pewarna buatan yang dapat digunakan untuk pewarna makanan dan minuman. No. Warna Nama Bahan Kimia 1. Biru Brilliant Blue FCF 2. Kuning Tartrazine 3. Oranye Sunset Yellow FCF 4. Hijau Fast Green FCF 5. Merah Allura Red AC Pewarna buatan, sudah digunakan secara luas oleh masyarakat sebagai bahan pewarna dalam produk makanan dan minuman. Namun, sebagian masyarakat masih menggunakan bahan pewarna buatan yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Contoh penggunaan pewarna buatan yang tidak sesuai peruntukannya adalah penggunaan pewarna tekstil untuk makanan yang dapat membahayakan kesehatan konsumen. Pewarna tekstil dan pewarna cat tidak boleh digunakan sebagai pewarna makanan dan minuman karena pewarna tekstil dan cat biasanya mengandung logam-logam berat, seperti antimoni Sb, arsenik As, barium Ba, kadmium Cd, kromium Cr, raksa Pb, mercuri Hg, dan selenium Se yang bersifat racun bagi tubuh. Contoh Pewarna yang Bukan untuk Makanan Berikut adalah jenis-jenis pewarna buatan yang dilarang digunakan dalam makanan atau minuman. No. Warna Nama Bahan Kimia 1. Biru Indanthrene Blue RS 2. Kuning Fast Yellow AB, Oil Yellow OB, Auramine, Metanil Yellow 3. Oranye Orange RN, Orange GGN, Chrysodine 4. Hijau Guinea Green B 5. Cokelat Chocolate Brown FB 6. Merah Fast Red E, Ponceau SX, Rhodamine B 7. Hitam Black 7984 Pemanis Pemanis merupakan bahan yang ditambahkan pada makanan atau minuman sehingga dapat menyebabkan rasa manis pada makanan atau minuman. Bahan aditif pemanis terdiri dari dua jenis, yaitu pemanis alami dan pemanis buatan. Pemanis Alami Pemanis alami yang umum digunakan untuk membuat rasa manis pada makanan dan minuman adalah gula pasir sukrosa, gula kelapa, gula aren, gula lontar, dan gula bit. Gula tersebut digunakan sebagai pemanis pada makanan dan minuman sesuai dengan keperluan. Pemanis Buatan Pemanis buatan mempunyai rasa manis hampir sama atau lebih manis dibandingkan dengan pemanis alami. Zat aditif pemanis buatan dibuat melalui reaksi kimia tertentu sehingga dapat dihasilkan senyawa yang mempunyai rasa manis. Pemanis buatan dibuat dengan tujuan sebagai pengganti gula alami. Beberapa contoh pemanis buatan adalah siklamat, aspartam, kalium asesulfam, dan sakarin. Pemanispemanis ini mempunyai tingkat kemanisan lebih besar dibandingkan dengan gula pasir. Pemanis buatan dapat digunakan untuk menggantikan pemanis alami bagi orang-orang yang tidak diperbolehkan mengonsumsi pemanis alami, seperti penderita kencing manis diabetes mellitus. Selain itu, pemanis buatan tidak menghasilkan kalori dalam tubuh, sehingga sering digunakan oleh orang yang diet untuk menurunkan berat badannya. Pengawet Pengawet adalah zat aditif yang ditambahkan pada makanan atau minuman yang berfungsi untuk menghambat kerusakan makanan atau minuman. Kerusakan makanan dapat disebabkan oleh adanya mikroorganisme yang tumbuh pada makanan dan minuman. Bahan pengawet mencegah tumbuhnya mikroorganisme sehingga reaksi kimia yang disebabkan oleh mikroorganisme tersebut dapat dicegah, misalnya fermentasi pada makanan dan minuman tersebut. Reaksi-reaksi kimia lain juga dapat dicegah oleh adanya pengawet antara lain pengasaman, oksidasi, pencokelatan browning, dan reaksi enzimatis lainnya. Contoh bahan-bahan pengawet adalah sebagai berikut. No. Nama Bahan Pengawet Penggunaan 1. Asam benzoat, natrium benzoat, dan kalium benzoate Mengawetkan makanan dan minuman ringan, kecap, dan saus 2. Asam askorbat Mengawetkan daging olahan, kaldu, dan buah dalam kaleng 3. Natrium nitrat NaNO3 Mengawetkan daging olahan dan keju 4. Asam propionate Mengawetkan roti dan keju olahan 5. Butil hidroksianisol BHA Menghambat oksidasi pada lemak dan minyak 6. Butil hidroksitoluen BHT Menghambat oksidasi pada lemak, minyak, margarin, dan mentega Terdapat cara alternatif lain selain menggunakan bahan pengawet untuk mengawetkan. Misalnya dengan cara pengasinan atau pemanisan. Contohnya adalah ikan asin, manisan buah, atau daging panggang dapat awet secara alami. Metode pengawetan lain adalah dengan cara fisik misalnya dengan pemanasan, pendinginan, pembekuan, pengasapan, pengeringan, dan penyinaran. Penyedap Penyedap makanan adalah zat aditif atau bahan tambahan makanan yang digunakan untuk meningkatkan cita rasa makanan. Beberapa penyedap alami yang umum digunakan adalah garam, bawang putih, bawang merah, cengkeh, pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar, sereh, dan kayu manis. Pada makanan berkuah, kaldu dari daging dan tulang pada umumnya digunakan sebagai penyedap. Selain penyedap alami, juga terdapat penyedap buatan. Penyedap buatan yang umum digunakan pada makanan adalah vetsin yang mengandung senyawa monosodium glutamat MSG atau mononatrium glutamat MNG. Senyawa ini dibuat dari fermentasi tetes tebu dengan bantuan bakteri Micrococcus glutamicus. Banyak ahli kesehatan berpendapat bahwa penggunaan MSG yang berlebihan dapat menimbulkan penyakit yang dikenal dengan nama Sindrom Restoran Cina Chinese Restaurant Syndrome dengan gejala pusing, mulut terasa kering, lelah, mual, atau sesak napas. Dosis maksimal penggunaan MSG yang ditetapkan oleh WHO adalah 120 mg/kg berat badan. Misalnya, berat badanmu 40 kg maka jumlah MSG maksimal yang dapat dikonsumsi sebesar 480 mg 0,48 g. Pemberi Aroma Pemberi aroma adalah zat aditif yang memberikan aroma tertentu pada makanan atau minuman. Penambahan zat pemberi aroma dapat menyebabkan makanan atau minuman memiliki daya tarik tersendiri untuk dinikmati. Zat pemberi aroma dapat berasal dari bahan segar atau ekstrak dari bahan alami seperti ekstrak buah nanas, ekstrak buah anggur, minyak atsiri, dan vanili. Pemberi aroma yang merupakan senyawa sintetis atau disebut dengan essen, misalnya amil kaproat aroma apel, amil asetat aroma pisang ambon, etil butirat aroma nanas, vanilin aroma vanili, dan metil antranilat aroma buah anggur disebut pemberi aroma sintetis. Pengental Pengental adalah bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu yang diinginkan. Bahan pengental alami contohnya meliputi pati, gelatin, gum, agar-agar, dan alginat. Beberapa hidangan seperti capcai menggunakan tepung maizena untuk mengentalkan kuahnya. Pengemulsi Pengemulsi adalah bahan tambahan yang dapat mempertahankan penyebaran dispersi lemak dalam air dan sebaliknya. Praktik konkritnya adalah pengemulsi dapat menyatukan air dan minyak yang tidak dapat bersatu. Ya, minyak dan air tidak saling bercampur, namun bila ditambahkan sabun, kemudian diaduk keduanya dapat dicampur. Oleh karena itu, sabun dalam contoh tersebut disebut sebagai zat pengemulsi. Contoh zat pengemulsi makanan adalah lesitin yang terkandung dalam kuning telur maupun dalam kedelai. Lesitin banyak digunakan dalam pembuatan mayones dan mentega. Apabila tidak ditambahkan zat pengemulsi, lemak dan air pada mayones dan mentega akan terpisah. Zat Adiktif Berbeda dengan zat aditif yang merupakan zat tambahan untuk meningkatkan kualitas, zat adiktif adalah zat yang dapat menyebabkan adiksi ketagihan ketika dikonsumsi. Kebanyakan zat adiktif terhitung berbahaya dan harus dihindari, namun ada beberapa zat adiktif yang memiliki manfaat dan cenderung lebih aman namun tetap membutuhkan pengawasan ketat dari berbagai pihak. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah berbagai uraian mengenai zat adiktif dimulai dari pengertiannya. Pengertian Zat Adiktif Zat adiktif adalah zat-zat yang apabila dikonsumsi dapat menyebabkan ketergantungan adiksi atau ingin menggunakannya secara terus menerus atau ketagihan Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 227. Zat adiktif alami yang biasa dikonsumsi adalah kafein yang ada dalam kopi, dan theine yang ada di dalam teh. Setelah minum kopi, biasanya orang akan merasa lebih segar disebabkan oleh kerja kafein. Namun, beberapa orang mengalami pusing atau pening ketika melewatkan meminum kopi. Gejala itu menunjukkan seseorang mengalami ketergantungan. Selain kafein masih banyak zat adiktif lainnya. Jenis-jenis Zat Adiktif Zat adiktif dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu 1 narkotika, 2 psikotropika, dan 3 zat psiko-aktif lainnya. Narkotika Narkotika merupakan zat berbahaya yang tidak boleh digunakan tanpa pengawasan dokter. Penggunaan narkotika tanpa pengawasan dokter adalah melanggar hukum. Zat adiktif ini adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, dan menyebabkan ketergantungan bagi penggunanya. Narkotika dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan berdasarkan potensi dalam menyebabkan ketergantungan. Narkotika golongan I, sangat berbahaya karena berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan. Jenis narkotika ini tidak digunakan dalam pengobatan. Misalnya, heroin/putaw, kokain, dan ganja. Narkotika golongan II, berpotensi tinggi dalam menyebabkan ketergantungan dan dapat digunakan sebagai pilihan terakhir dalam pengobatan. Misalnya, morfin, petidin, dan metadon. Narkotika golongan III, berpotensi ringan dalam menyebabkan ketergantungan dan banyak digunakan dalam pengobatan. Misalnya, kodein. Psikotropika Psikotropika adalah obat yang berkhasiat psiko-aktif yang memengaruhi mental dan perilaku seseorang. Misalnya, dampak positifnya adalah ketika orang yang sulit tidur meminum obat tidur golongan psikotropika maka ia akan tidur nyenyak. Namun penggunaan obat tidur sangat tidak disarankan dan harus sesuai dengan resep dokter. Biasanya dokter akan memberikan alternatif obat herbal sebelum memberikan obat jenis psikotropika. Psikotropika dapat dikelompokkan menjadi empat golongan berdasarkan potensi dalam menyebabkan ketergantungan. Psikotropika golongan I, berpotensi sangat kuat menyebabkan ketergantungan dan tidak digunakan sebagai obat. Misalnya, ekstasi/MDMA metil dioksi metamfetamin, LSD Lysergic acid diethylamide, dan STP/ DOM dimetoksi alpha dimetilpenetilamina. Psikotropika golongan II, berpotensi kuat menyebabkan ketergantungan dan sangat terbatas digunakan sebagai obat. Misalnya amfetamin, metamfetamin, fenisiklidin, dan ritalin. Psikotropika golongan III, berpotensi sedang menyebabkan ketergantungan dan banyak digunakan sebagai obat. Contohnya adalah pentobarbital dan flunitrazepam. Psikotropika golongan IV, berpotensi ringan dalam menyebabkan ketergantungan dan sangat luas digunakan sebagai obat. Misalnya diazepam, klobazam, fenobarbital, barbital, klorazepam, dan nitrazepam. Zat Psiko-Aktif Lainnya Selain narkotika dan psikotropika terdapat zat atau obat lain yang berpengaruh terhadap kerja sistem saraf pusat jika disalahgunakan atau dikonsumsi dalam jumlah besar dan dapat menimbulkan dampak yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Beberapa contoh zat psikoaktif selain narkotika dan psikotropika misalnya alkohol, nikotin, dan kafein. Alkohol yang banyak digunakan yaitu etanol C2 H5 OH. Zat ini dapat diperoleh secara alami melalui fermentasi glukosa dengan ragi Saccharomyces cerevisiae. Bila seseorang meminum minuman beralkohol, maka kandungan alkohol dalam darahnya akan tinggi, menyebabkan orang itu mabuk dan mengalami penurunan kesadaran. Oleh sebab itu, orang yang mabuk tidak boleh mengendarai kendaraan. Selain etanol, salah satu jenis alkohol yaitu metanol yang biasa digunakan pada industri sebagai pelarut zat tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari metanol dikenal juga dengan nama spiritus. Zat ini sangat beracun dan bila terminum dapat memutuskan saraf mata, sehingga orang dapat menjadi buta atau bahkan meninggal dunia. Nikotin terdapat dalam daun tembakau yang biasanya digunakan sebagai bahan pembuatan rokok. Akibatnya, orang yang merokok dapat lebih tahan kantuk atau lebih aktif. Namun demikian, merokok berbahaya bagi kesehatan karena dapat menyebabkan kanker tenggorokan dan kanker paru-paru. Kafein merupakan zat yang secara alami terdapat dalam kopi. Selain ditemukan dalam kopi, kafein juga ditemukan pada teh dan dikenal dengan nama theine namun kadarnya tidak sebanyak kafein dalam kopi. Meskipun kafein merupakan zat psikoaktif, namun tidak ada larangan dalam penggunaannya. Umumnya kopi dikonsumsi dengan tujuan agar tidak mengantuk. Hal ini disebabkan karena kafein merupakan stimulus yang mampu meningkatkan kerja otak. Mengonsumsi kopi tidak dilarang, tetapi tidak dianjurkan untuk dikonsumsi secara berlebihan. Dampak Penggunaan Zat Adiktif bagi Kesehatan Banyak sekali dampak buruk yang disebabkan oleh penggunaan zat adiktif terhadap kesehatan. Oleh karena itu, penggunaan zat adiktif baik untuk mendapatkan manfaatnya juga sebetulnya kurang disarankan atau harus digunakan dengan sangat hati-hati. Berikut adalah pemaparannya. Dampak Penggunaan Narkotika Penggunaan heroin, morfin, opium, dan kodein dalam jangka pendek dapat menghilangkan rasa nyeri, ketegangan berkurang, rasa nyaman, diikuti perasaan seperti mimpi dan mengantuk. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan, meninggal karena overdosis, menyebabkan sembelit, gangguan siklus menstruasi, dan impotensi. Bahkan, jika dalam penggunaannya menggunakan jarum suntik yang tidak steril, maka berisiko tertular berbagai jenis penyakit berbahaya seperti hepatitis dan HIV/AIDS. Dampak Penggunaan Psikotropika Penggunaan ekstasi metilen dioksi metamfetamin/MDMA dan sabu metamfetamin dalam jangka pendek dapat menyebabkan terjaga tidak tidur, rasa riang, perasaan melambung, rasa nyaman, dan meningkatkan keakraban. Namun, setelah itu akan timbul rasa tidak enak, murung, nafsu makan hilang, berkeringat, rasa haus, badan gemetar, jantung berdebar, dan tekanan darah meningkat. Dalam jangka panjang dapat menyebabkan kurang gizi, anemia, penyakit jantung, gangguan jiwa psikotik, dan pembuluh darah di otak dapat pecah sehingga mengalami stroke atau gagal jantung yang mengakibatkan kematian. Dampak Penggunaan Zat Psiko-Aktif Lainnya Inhalansia dapat menyebabkan kematian mendadak akibat kekurangan oksigen atau karena ilusi, halusinasi, dan persepsi yang salah misalnya merasa dapat terbang, sehingga orang yang mengonsumsi terjun dari tempat tinggi. Penggunaan inhalansia jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan otak, paru-paru, ginjal, dan jantung. Alkohol yang masuk ke dalam tubuh akan masuk ke dalam pembuluh darah, menuju otak, dan menekan kerja otak. Akibat jangka pendek dari mengonsumsi alkohol yaitu mabuk, jalan sempoyongan, menyebabkan keinginan untuk merusak, dan dapat menyebabkan kecelakaan akibat mengendarai kendaraan dalam keadaan mabuk. Dalam jangka panjang alkohol dapat merusak hati, merusak kelenjar getah lambung, kerusakan sistem saraf, menyebabkan gangguan jantung, dan meningkatkan risiko kanker. Ibu hamil pecandu alkohol akan melahirkan bayi yang cacat. Selain nikotin, dalam rokok juga terdapat sekitar senyawa, termasuk tar dan karbon monoksida CO yang berbahaya bagi tubuh. Senyawa-senyawa ini dapat menyebabkan kanker paru, penyempitan pembuluh darah, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan impotensi. Upaya Pencegahan Diri dari Bahaya Narkoba Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat terlarang, yang sebenarnya merupakan zat adiktif. Namun, tidak semua zat adiktif adalah narkoba, misalnya kafein, alkohol, dan nikotin. Oleh karena itu, kita harus mampu menjaga diri dari bahaya narkoba. Menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 238-242 beberapa upaya yang dapat kita lakukan untuk menjaga diri dari bahaya narkoba adalah sebagai berikut. 1. Mengenal dan menilai diri sendiri Mengenal dan menilai diri sendiri berarti menyadari akan kelemahan dan kekuatan, kekurangan dan kelebihan, dan cita-cita atau tujuan hidup yang ingin kita capai. Dengan lebih mengenal diri sendiri, kita akan dapat lebih mudah mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan hidup yang telah ditetapkan sehingga mencegah diri dari perilaku negatif akibat dari tidak terpetakannya cita-ccita dan keinginan hidup, seperti menggunakan narkoba. 2. Meningkatkan harga diri Harga diri adalah suara hati yang menunjukkan bahwa kita adalah seorang yang istimewa dan berharga, serta mampu mencapai cita-cita. Harga diri merupakan dasar dalam proses belajar, membangun kreativitas, tanggung jawab, dan hubungan positif dengan orang lain. Saat memiliki harga diri yang tinggi, kita tidak akan mudah terjebak terhadap hal-hal negatif yang dapat merusak harga diri sendiri, teman, keluarga, dan lingkungan sekitar pada umumnya. 3. Meningkatkan rasa percaya diri Percaya diri adalah gambaran keyakinan, keberanian, cara pandang, pemikiran, dan perasaan tentang dirinya sendiri dalam menghadapi suatu permasalahan. Jika kita memiliki rasa percaya diri yang baik, maka kita akan memiliki dorongan, kekuatan, dan keberanian untuk melakukan hal-hal yang positif, seperti siap dalam melaksanakan tugas yang diberikan. 4. Terampil mengatasi masalah dan mengambil keputusan Kita harus terus belajar mengelola perasaan, seperti rasa takut, marah, khawatir, benci, malu, putus asa, dan sebagainya sehingga tidak lari dari masalah. Dengan mampu mengelola perasaan, kita akan tetap maju dan menyelesaikan masalah yang dihadapi tanpa ilusi penyelesaian sementara yang diberikan oleh narkoba. 5. Memilih pergaulan yang baik dan terampil menolak tawaran narkoba Adakalanya seseorang terpaksa mengikuti hal-hal yang dikerjakan atau diikuti oleh teman-temannya untuk membuat mereka menyukainya, meskipun pada awalnya mungkin juga terdapat tekanan. Oleh karena itu, bertemanlah dengan teman-teman yang tidak menyalahgunakan narkoba. Selain itu, kita juga harus mampu menolak dengan tegas tawaran atau ajakan dari teman terhadap hal-hal yang negatif, seperti merokok maupun minum-minuman keras, apalagi penggunaan narkoba. 6. Terampil sebagai agen pencegahan penyalahgunaan narkoba Kita dapat membentuk atau ikut aktif pada berbagai kelompok anti narkoba yang menciptakan pola hidup sehat dan produktif, menjadi contoh positif bagi yang lain, mendukung masyarakat untuk menciptakan lingkungan bebas narkoba, mendorong remaja lain untuk menghindari penyalahgunaan narkoba dan mendorong mereka menolak tawaran menyalahgunakan narkoba, serta membantu teman yang mempunyai masalah narkoba untuk mencari pertolongan. 7. Menerapkan pola hidup sehat Indonesia memerlukan generasi muda yang sehat sehingga dapat tumbuh menjadi manusia dewasa yang sehat yang mampu memajukan negara dan membuat bangsa Indonesia semakin sejahtera. Untuk membentuk generasi muda yang sehat, perlu penerapan pola hidup sehat yang meliputi mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat dan bergizi, menghindari makanan siap saji junk food; olahraga secara teratur, termasuk mengikuti klub yang bergerak dalam bidang olahraga; istirahat yang teratur dan cukup sehingga dapat mengurangi ketegangan pikiran dan memperbaiki selsel tubuh yang rusak; serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. 8. Memperkuat iman dan takwa kepada Tuhan Semua agama dan kepercayaan mengajarkan kepada penganutnya untuk melakukan hal-hal yang baik dan melarang untuk melakukan hal-hal yang buruk, termasuk juga narkoba dan obat berbahaya lainnya. Seseorang yang memiliki iman kepercayaan yang kuat, serta selalu berusaha menjalankan perintah dan menjauhi larangan Tuhan bertakwa dapat mencegah berbagai perilaku kenakalan remaja, termasuk dalam masalah penyalahgunaan narkoba. 9. Melakukan kegiatan yang positif Kita hendaknya dapat mengisi waktu luang dengan kegiatan positif yang berguna untuk masa depannya, misalnya dengan mengikuti berbagai ekstrakurikuler di sekolah, ikut organisasi siswa seperti OSIS, UKS, PMR, mengikuti gelar seni budaya, dsb. Dengan mengisi waktu luang dengan kegiatan positif dapat membantu menghindarkan diri dari penyalahgunaan narkoba. 10. Membangun komunikasi dan hubungan yang baik dengan teman dan keluarga Membangun komunikasi dan hubungan yang baik dengan keluarga juga sangat penting untuk menghindari narkoba. Luangkanlah waktu bersama-sama keluarga dan lebih terbukalah pada orangtua. Jika kita memiliki masalah, bicarakanlah dengan orangtua. Orangtua tentu akan selalu membimbing atau membantumu menyelesaikan masalahmu. Dengan begitu kita tidak akan terus terbebani sendirian. Referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Keuntunganbagi produsen yang mengasuransikan tanggung jawab produknya, adalah dapat meringankan tanggung jawab atas tuntutan ganti kerugian konsumen khususnya dalam skala besar, karena telah digantikan oleh perusahaan asuransi untuk membayar kerugian tersebut. Sementara keuntungan bagi konsumen, yaitu adanya jaminan dan kejelasan pihak yang
ï»żActualités Publié le 23/10/2018 à 16h05 , mis à jour le 23/10/2018 à 16h05 Lecture 2 min. Lñ€ℱassociation de consommateurs UFC Que choisir révÚle que 87 additifs présents dans la plupart des aliments transformés commercialisés sont potentiellement dangereux pour notre santé. PrĂšs d’ 1/3 des additifs autorisĂ©s jugĂ©s particuliĂšrement nocifs UFC Que Choisir vient de dresser la liste des additifs alimentaires pouvant ĂȘtre nocifs pour notre santĂ©. L’association s’est appuyĂ©e sur des Ă©tudes rĂ©centes d’instances scientifiques reconnues telles que l’Organisation mondiale de la santĂ© OMS, le Centre international de recherche sur le cancer CIRC ou encore l’Agence europĂ©enne de santĂ© des aliments AESA. Mauvaise nouvelle, sur les 300 additifs utilisĂ©s par les industriels, prĂšs d’un tiers serait tout particuliĂšrement nĂ©fastes. C’est pourquoi l’association encourage les consommateurs Ă  lire les Ă©tiquettes afin d’exclure les produits transformĂ©s comprenant un ou plusieurs de ces 87 additifs jugĂ©s toxiques. Quels sont ces additifs toxiques ? Les additifs alimentaires sont ces ingrĂ©dients qui commencent par la lettre "E" suivi d’un nombre, figurant sur les Ă©tiquettes des emballages de certains produits. Plusieurs d’entre eux seraient Ă  exclure complĂštement d’aprĂšs certaines Ă©tudes. DĂ©sormais, vous garderez loin de votre caddie Les agents identifiĂ©s comme cancĂ©rigĂšnes Les caramels ou E150 c ou d ils sont prĂ©sents dans un grand nombre de produits. Ils sont agressifs pour le systĂšme immunitaire et sont suspectĂ©s d’ĂȘtre cancĂ©rigĂšnes. Les nitrites et les nitrates ou E249 Ă  252 ils sont associĂ©s Ă  un risque de cancer colorectal. Ils sont ajoutĂ©s artificiellement et Ă  des doses toxiques dans certaines denrĂ©es comme les charcuteries. Les BHA E320 ces conservateurs sont considĂ©rĂ©s comme perturbateurs endocriniens. Nous les retrouvons dans de nombreux aliments margarines, cĂ©rĂ©ales, aliments dĂ©shydratĂ©s, le chewing-gum
. Ceux qui exposent Ă  des troubles de l’attention comme l’hyperactivitĂ© chez l’enfant Les colorants azoĂŻques ou E 102, E 104, E 122, E 110, E124, E 129 vous les retrouverez dans beaucoup de confiseries malheureusement trĂšs plĂ©biscitĂ©es par les enfants. L’acide benzoĂŻque ou E 210 cet agent neurotoxique se retrouve dans certaines boissons sucrĂ©es. Un appel lancĂ© aux autoritĂ©s europĂ©ennes UFC Que Choisir dĂ©nonce un manque d’indĂ©pendance des procĂ©dures d’évaluation de la dangerositĂ© des produits qui sont souvent mises en place par les industriels eux-mĂȘmes. L’association de consommateurs demande aux autoritĂ©s europĂ©ennes d’instaurer un dispositif de contrĂŽle indĂ©pendant et financĂ© par des fonds collectĂ©s auprĂšs des fabricants eux-mĂȘmes. En outre, elle encourage le lĂ©gislateur Ă  proscrire les 87 additifs reconnus toxiques par plusieurs Ă©tudes scientifiques. Un rĂ©pertoire d’additifs pour mieux guider le consommateur A dĂ©faut de mesures entreprises par les autoritĂ©s europĂ©ennes, UFC Que choisir met Ă  disposition des consommateurs un rĂ©pertoire des 300 additifs que vous pourriez rencontrer dans vos assiettes. Ils sont classĂ©s selon leur nocivitĂ© en 4 catĂ©gories "acceptable", "tolĂ©rable", "peu recommandable" et "Ă  Ă©viter". Cette liste est destinĂ©e Ă  Ă©clairer le consommateur soucieux de sa santĂ© et Ă  l’orienter dans ses achats. La rĂ©action des industries alimentaires "La vĂ©ritĂ© sur les additifs? c'est aux autoritĂ©s scientifiques et aux pouvoirs publics de la donner et pas Ă  un magazine grand public", a rĂ©agi l'Association nationale des industries alimentaires Ania dans un communiquĂ©. L'Ania estime que ces ingrĂ©dients "ne sont pas dangereux", et permettent "de garantir la qualitĂ© des aliments, et notamment leur qualitĂ© sanitaire et la bonne stabilitĂ© des produits". "Ils ont Ă©tĂ© Ă©tĂ© Ă©valuĂ©s par les agences sanitaires et ont fait la preuve de leur innocuitĂ©. Ils sont autorisĂ©s par les pouvoirs publics", martĂšle l'Ania. Les entreprises de l'agroalimentaire "travaillent pour proposer des listes d'ingrĂ©dients plus courtes", conclut l'Ania, qui estime que "des progrĂšs importants sont dĂ©jĂ  rĂ©alisĂ©s par les entreprises".
penambahanzat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan. Zat-zat tersebut seperti zat pewarna, penguat rasa, pengawet, penyedap rasa, dan lain sebagainya. Apa kekurangan bahan aditif alami? Memerlukan bahan yang relatif banyak. Lebih mahal. Bahan sulit dicari. Apa kelebihan aditif alami? Jika dibandingkan dengan zat aditif buatan, maka zat aditif alami memiliki keunggulan yaitu Mengandung zat nutrisi, misalnya pewarna makanan dari sari wortel yang kaya beta-karoten provitamin A dan pewarna dari sari jeruk yang kaya vitamin C. Aman bagi kesehatan, dan tidak menyebabkan penyakit seperti pusing kepala. Apa keuntungan dan kelebihan menggunakan zat aditif? Meningkatkan atau menjaga nilai gizi. Membuat roti dan kue lebih mengembang. Memperkaya rasa, warna, dan penampilan. Menjaga konsistensi rasa dan tekstur makanan. Apakah keuntungan penambahan zat aditif alami pada makanan dan minuman? Keuntungan penggunaan zat aditif bagi makanan antara lain Makanan lebih tahan lama. Mutu dan kesetabilan makanan terjaga. Membuat makanan lebih menarik. Apa saja yang termasuk zat aditif alami? – Zat aditif alami madu, gula tebu, gula kelapa, gula aren, dan pemanis dari buah-buahan yang dapat dicerna oleh tubuh, dan berfungsi sebagai sumber energi. Apa yang dimaksud zat aditif alami? Dilansir dari Food & Drug Administration, zat aditif alami adalah zat aditif yang berasal dari sumber alam seperti buah, sayur, dan hewan. Sedangkan zat aditif sintesis adalag zat aditif yang tidak dapat ditemukan dialamm melainkan dibuat oleh manusia menggunakan bantuan senyawa kimia. Mengapa zat aditif alami lebih baik daripada yang sintetis? Karena bahan aditif alami lebih terjamin keamanannya, dan aman jika dilakukan dalam kadar yang banyak. Dibandingkan dengan bahan aditif buatan. Mengapa zat aditif alami lebih baik dr pd yg sintetis? karena pda zat adiktif alami tidak terlalu berbahaya untuk dikonsumsi, sedangkan zat adiktif sintetik berbahaya untuk dikonsumsi. Apa perbedaan zat aditif alami dan zat aditif buatan beri contohnya? Zat aditif alami berasal dari pengolahan produk alami, seperti dari hewan atau tanaman, misalnya gula pasir yang diolah dari sari tanaman tebu. Zat aditif buatan berasal dari produksi dan senyawa kimia utuk menghasilkan zat yang tidak didapatkan secara alami di hewan atau tanaman, misalnya pemanis buatan sakarin. Apa saja dampak dari mengkonsumsi zat aditif? Penggunaan zat aditif pada makanan yang tidak bijaksana dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan misalnya keracunan, kerusakan syaraf, ginjal, hati, cacat kelahiran, gangguan gastroenteritis, kejang-kejang, anomalia kaki, kelainan pertumbuhan, kemandulan bahkan kematian. Jelaskan manfaat apa saja yang dapat diperoleh dari zat adiktif? Memperbaiki penampilan makanan. Mempertahankan kesegaran, tekstur, dan cita rasa. Memberikan warna pada makanan agar terlihat menarik. Memperpanjang daya simpan. Meningkatkan nilai gizi, seperti protein, mineral, dan vitamin. Apa saja zat aditif yang terdapat dalam makanan dan minuman tersebut? MSG. MSG monosodium glutamat alias mecin adalah zat aditif yang digunakan sebagai penyedap rasa makanan. Pewarna buatan. Natrium nitrit. Sirup jagung tinggi fruktosa. Pemanis buatan. Natrium benzoat. Perasa buatan. Lemak trans. References Pertanyaan Lainnya1Apa bahasa khas dari Jawa?2Apa yang bisa dimanfaatkan dari bawang bombay?3Berapa perbandingan udara dan bahan bakar saat stasioner langsam?4Apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia?5Apa bentang alam yang ada di benua Asia?6Manakah yang termasuk teknik dasar permainan softball di bawah ini?7Hewan apa saja yang memiliki ciri yang sama?8Makanan Khas daerah hewani apa saja?9Apa saja penerapan tekanan osmotik dalam kehidupan sehari-hari?10Tulis 4 Langkah Kegiatan mengukir pada bahan kayu?
KEUNTUNGAN& KERUGIAN MP-ASI KOMERSIAL KEUNTUNGAN KERUGIAN 1. Harga relatif mahal 1. Cepat dan mudah disajikan 2. Banyak makanan bayi komersial dibuat untuk bayi berumur 4 bulan. Padahal usia ini terlalu dini dan dapat mengganggu produksi ASI dan kerugian lain. 2. Bersih dan aman (jika belum kadaluarsa dan masih utuh dalam kemasan TERIMAKASIH
Semogabermanfaat untuk kalian. 1 Memenuhi tugas akhir semester dan dipresentasikan 2 Membahas tentang apa itu zat aditif dan pengelompokkannya 3 Macam-macam bahan kimia yang terkandung dalam zat aditif dan apa keuntungan serta kerugian bagi kesehatan manusia. Source: slideshare.net Keuntungandan Kerugian Suspensi ( Howard C. Ansel halaman 355 dan buku farmasetika dasar Rute pemerian ini dibatasi pembuatan formula,kekisaran aditif yang agak sempit. contohnya,benzil alkohol,kloritanol,metil paraben dan propilparaben zat untuk isotonisitas contohnya natrium klorida dan zat untuk pendapar contohnya natrium sitrat. Makanankemasan dan hidangan cepat saji biasanya mengandalkan berbagai zat tambahan untuk meningkatkan cita rasa serta kualitas tampilannya, sekaligus juga memperpanjang masa simpan di toko. Meski begitu, berbagai zat aditif ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi berlebihan. HzVS.
  • 6vue0op47x.pages.dev/6
  • 6vue0op47x.pages.dev/358
  • 6vue0op47x.pages.dev/274
  • 6vue0op47x.pages.dev/196
  • 6vue0op47x.pages.dev/95
  • 6vue0op47x.pages.dev/444
  • 6vue0op47x.pages.dev/380
  • 6vue0op47x.pages.dev/454
  • keuntungan dan kerugian zat aditif